Biaya peluang atau opportunity cost selalu muncul ketika berhadapan dengan dua pilihan. Dalam akuntansi ataupun bisnis, biaya peluang mewakili potensi keuntungan yang hilang di satu pilihan karena memilih pilihan yang lain.
Biaya peluang dari perspektif umum tak semata bicara soal uang, tetapi cakupannya bisa meluas ke aspek lainnya. Misalnya, menghabiskan waktu untuk mengikuti online course selama 3 jam atau ikut seminar selama 3 jam? Ada opportunity cost kalau memilih salah satu.
Dalam pembahasan ini, Peakflo mau membahas biaya peluang dari sudut pandang akuntansi ataupun bisnis. Mari simak ulasannya berikut ini!
Pengertian Biaya Peluang (Opportunity Cost)
Biaya peluang adalah nilai atas manfaat yang hilang karena memilih satu opsi dibandingkan opsi yang lain.
Ukuran atas nilai ini bisa uang, penggunaan waktu (produktivitas), ataupun sumber daya (efisiensi).
Dalam konteks bisnis, perusahaan misalnya saja telah mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber daya ke offline marketing. Itu berarti perusahaan tersebut juga memutuskan untuk menerima konsekuensi yang muncul karena tidak memilih online marketing.
Opportunity cost atau alternative cost sangat menentukan dalam pengambilan keputusan bisnis, khususnya bisnis kecil. Sebab dibandingkan bisnis besar, bisnis kecil memiliki keterbatasan dari sumber daya hingga ketersediaan dana.
Pengambilan keputusan strategis dengan mempertimbangkan biaya peluang merupakan pengambilan keputusan berdasar kehati-hatian atas modal yang diinvestasikan pada satu pilihan yang kemungkinan risikonya kecil.
Cara Menghitung Biaya Peluang dan Contoh Perhitungannya
Cara menghitung biaya peluang umumnya menggunakan rumus sebagai berikut.
Biaya Peluang (Opportunity Cost) = Pengembalian (Return) Opsi Tidak Terpilih – Pengembalian (Return) Opsi Terpilih
Singkatnya, rumus opportunity cost yang sederhana ini hanya mencari tahu selisih antara keuntungan dari opsi yang bukan pilihan dan keuntungan dari opsi yang menjadi pilihan.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini contoh bagaimana opportunity cost dihitung atas satu keputusan yang diambil perusahaan.
Sebuah agency di metropolis memiliki seorang content writer yang mampu menghasilkan keuntungan dari tulisannya sekitar Rp5 juta per bulan.
Agar bisa memegang banyak project demi meningkatkan profit, agency tersebut merekrut 2 orang fresh graduate untuk di-training menjadi content writer.
Diperkirakan selama 3 bulan, agency hanya memperoleh keuntungan dari tulisan Rp3 juta per bulan dari kedua content writer baru tersebut.
Walaupun begitu, agency di metropolis ini memperkirakan keuntungan total dari tulisan menjadi Rp20 juta per bulan setelah 3 bulan berlalu.
Berdasarkan cerita di atas, perhitungan opportunity cost atas keputusan agency adalah sebagai berikut.
- 1 content writer selama 3 bulan kerja: 3 bulan x Rp5 juta = Rp15 juta
- 2 content writer dalam training 3 bulan: 3 bulan x Rp3 juta = Rp9 juta
Biaya peluang (opportunity cost) = Rp15.000.000 – Rp9.000.000 = Rp6.000.000
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Biaya Peluang
Opportunity cost memberi gambaran bagi pemilik usaha atau bisnis mengenai bagaimana satu keputusan yang diambil berdampak terhadap profitabilitas. Ada beberapa faktor yang diketahui menjadi sebab terjadinya opportunity cost.
1. Keterbatasan Sumber Daya
Sumber daya yang terkait dengan biaya peluang adalah waktu, uang, dan tenaga kerja. Keterbatasan sumber daya tersebut menyebabkan ketidakmungkinan menjalankan banyak opsi atau alternatif.
2. Waktu
Dijelaskan di poin sebelumnya, waktu menjadi salah satu sumber daya yang terbatas. Itulah kenapa waktu menjadi aset berharga yang begitu diinvestasikan, tidak dapat kembali lagi.
Karena itu, opsi yang terpilih harus menghasilkan manfaat lebih tinggi selama periode tertentu dibandingkan opsi yang dilewati.
Keterbatasan waktu ini juga terkait dengan masa pengambilan keputusan. Semakin lama menunggu untuk membuat keputusan, semakin besar manfaat yang lewat.
3. Ketersediaan Alternatif
Banyak alternatif berarti banyak opsi yang bisa dipilih untuk menciptakan profit. Namun, memilih satu alternatif dari banyaknya alternatif yang tersedia hanya memperbesar alternative cost. Sebab tak menutup kemungkinan alternatif yang dilewatkan memberi keuntungan lebih besar.
Jenis-Jenis Biaya Peluang
Saat membicarakan biaya peluang, ada biaya-biaya yang termuat di dalamnya: explicit opportunity cost dan implicit opportunity cost.
1. Explicit Opportunity Cost
Explicit opportunity cost atau explicit cost adalah biaya tercatat di buku besar akuntansi yang menjadi pengeluaran perusahaan. Karena sebagai pengeluaran, biaya ini tentu berdampak terhadap arus kas (cash flow) dan profitabilitas perusahaan.
Perusahaan yang menggunakan sistem ERP dapat memperoleh informasi explicit cost dengan cepat, mulai dari biaya suplai, biaya bahan mentah, sewa, gaji (payroll), biaya iklan (advertising), utilitas, dan biaya lainnya.
2. Implicit Opportunity Cost
Implicit opportunity cost atau implicit cost adalah biaya yang timbul dari pengalokasian sumber daya, tetapi belum tercatat karena mewakili biaya tidak langsung dan tidak berwujud.
Simpelnya, pengeluaran yang tak mungkin dibebankan pada barang ataupun jasa disebut biaya implisit. Contoh implicit cost adalah waktu yang digunakan untuk training karyawan, waktu maintenance, waktu perbaikan (repairing), hingga keputusan tidak membuat inovasi baru.
Kalkulasi Biaya Peluang dari Explicit dan Implicit Cost
Dari explicit dan implicit cost, perusahaan dapat melakukan kalkulasi opportunity cost atau opportunity cost. Cara hitung biaya peluang di sini adalah dengan menggunakan rumus:
Explicit Cost + Implicit Cost = Biaya Peluang/Opportunity Costs
Pentingnya Mempertimbangkan Biaya Peluang dalam Pengambilan Keputusan Bisnis
Munculnya biaya peluang atau opportunity cost berkaitan erat dengan alokasi uang, waktu, dan sumber daya yang nantinya berdampak pada penciptaan profit atau profitabilitas suatu usaha atau bisnis.
Mempertimbangkan opportunity cost menjadi poin yang perlu dalam pengambilan keputusan terbaik untuk keberlangsungan bisnis.
Faktanya, banyak perusahaan yang menyia-nyiakan opportunity cost karena account managers, business development, dan sales menggunakan 30% sampai 40% waktu mereka untuk mengerjakan tugas-tugas yang bukan tanggung jawab mereka.
Sering kali fungsi-fungsi tersebut, yang harusnya meningkatkan keuntungan, malah fokus untuk mengejar pelanggan dan membuat invoice. Akibatnya, muncul opportunity cost yang terjadi begitu saja dan menghilangkan kesempatan untuk mendapat keuntungan di opsi lain.
Kerugian atas munculnya opportunity cost ini yang dialami Pickupp, penyedia dukungan logistik kepada perusahaan multinasional, ritel, dan e-commerce di Singapura.
Dulu di Pickupp, account managers, business development, dan sales sibuk menagih pelanggan dan menyelesaikan sengketa. Hingga akhirnya mereka tidak ada waktu lagi untuk mencari klien dan mendatangkan keuntungan.
Untungnya, setelah ada Peakflo, berbagai tugas, mulai dari follow-up hingga resolusi sengketa dapat diselesaikan dengan automasi. Bagi Pickupp, Peakflo telah menjadi source of truth untuk mengkonsolidasi komunikasi antartim.
Sebagai dampak positif, Pickupp berhasil meminimalkan tunggakan bulanan sebesar 40%, DSO sebesar 25%, dan ratusan jam kerja.
Penasaran dengan pengalaman Pickupp dalam menggunakan Peakflo? Ikuti kisahnya di Peakflo Membantu Pickupp dalam Meningkatkan Produktivitas Sampai 30%.
Manfaatkan juga fitur kalkulator gratis untuk mencari tahu seberapa banyak Anda dapat menghemat uang dan waktu dengan Peakflo!