Secara umum, jenis wesel yang digunakan dalam berbisnis ada 2 jenis, yaitu wesel tagih dan wesel bayar. Perbedaan wesel bayar dan wesel tagih terdapat di fungsinya dan manfaatnya. Namun, masih banyak yang belum paham apa itu dan perbedaan wesel tagih dan apa itu wesel bayar.
Supaya bisa membedakan, yuk simak pengertian wesel tagih dan wesel bayar di bawah ini. Dari situ, kita bisa menarik kesimpulan apa perbedaan wesel bayar dan wesel tagih.
Pengertian Wesel Bayar
Wesel bayar biasa disebut juga sebagai utang wesel. Wesel bayar adalah dokumen tertulis yang fungsinya sebagai bukti pembayaran, diterbitkan oleh pihak debitur dan akan ditujukan pada kreditur. Isinya lengkap dengan tanggal jatuh tempo, nominal pinjaman atau pembelian kredit, dan tingkat bunga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Pihak debitur sebagai peminjam akan menerbitkan wesel bayar sebagai pengingat bahwa mereka memiliki kewajiban yang harus dibayar pada waktu yang telah ditentukan. Wesel bayar umumnya ditemukan di siklus akuntansi piutang dagang.
Jadi, perusahaan yang membutuhkan pasokan barang dalam jumlah kecil maupun besar dan membelinya secara kredit, pasti akan menerbitkan wesel bayar.
Selain digunakan antara perusahaan sebagai pembeli dan pemasok, wesel bayar juga bisa digunakan untuk meminjam dana. Wesel bayar bisa dibuat oleh peminjam dana di bank atau lembaga penyedia dana lainnya.
Fungsinya sama, sebagai pengingat bahwa peminjam dana membenarkan bahwa pihaknya berhutang dan punya kewajiban untuk membayar. Nah, agar dapat mengetahui perbedaan wesel tagih dan wesel bayar, cek dulu apa saja karakteristik wesel bayar di bawah ini.
Karakteristik Wesel Bayar
Perbedaan wesel tagih dan wesel bayar tentu bisa dilihat dari karakteristik keduanya. Untuk wesel bayar, karakteristik lengkapnya terbagi menjadi tiga. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
1. Sudut Pandang Peminjam
Wesel bayar adalah dokumen tertulis atau bukti bayar yang dibuat oleh pihak debitur (perusahaan maupun individu). Dengan kata lain, wesel bayar dibuat dari sudut pandang peminjam. Fungsinya adalah bukti bahwa pihak peminjam membenarkan bahwa pihaknya memiliki hutang dan punya kewajiban membayarnya.
Pihak yang meminjamkan bisa menjadikan wesel bayar sebagai bukti resmi untuk menagih hutang. Pinjaman akan ditagih sesuai dengan waktu jatuh tempo yang telah ditetapkan. Jadi, tanggal yang tertera di wesel bayar juga berfungsi agar kreditur hanya bisa menagih pada waktunya.
2. Masuk ke Dalam Kredit
Karena masih berupa hutang yang belum dibayar, maka wesel bayar di jurnal keuangan masuk ke dalam sisi kredit. Tetapi wesel bayar juga bisa tercatat di sisi debit. Ini terjadi saat hutang sudah dicicil atau dilunasi. Maka wesel bayar pun pindah ke sisi debit.
3. Termasuk Dalam Pasiva
Wesel bayar merupakan bukti bahwa debitur memiliki kewajiban berupa hutang yang harus dilunasi kepada kreditur. Karena itu, wesel bayar termasuk dalam pasiva. Debitur berkewajiban mencicil dan melunasi pembelian kredit atau pinjaman. Sesuai waktu jatuh tempo dan tingkatan bunga yang telah dibuat sebelumnya.
Pengertian Wesel Tagih
Lalu apa yang dimaksud dengan wesel tagih? Wesel tagih adalah dokumen tertulis yang merupakan perjanjian antara pihak kreditur dan debitur. Di dalamnya berisi jumlah utang debitur, tanggal jatuh tempo, dan tingkat bunga. Bedanya dengan wesel bayar adalah wesel tagih dibuat oleh krediturnya.
Contohnya perusahaan A sebagai pemasok dan perusahaan B sebagai pembeli produk yang membeli dengan sistem kredit. Maka pihak yang membuat wesel tagih adalah perusahaan A sebagai kreditur. Sedangkan pihak yang menerbitkan wesel bayar adalah perusahaan B sebagai yang memiliki hutang.
Wesel tagih harus berisikan lengkap. Mulai dari jumlah pokok pinjaman, tingkat bunga yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, dan kurun waktu yang ditentukan. Dengan wesel tagih, pihak kreditur bisa menagih sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang tertera.
Baik dalam wesel bayar dan wesel tagih, keduanya pasti memiliki bunga, yang wajar terjadi pada hutang piutang antara dua pihak. Jenis bunga yang diberlakukan umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu bunga tetap dengan persentase yang terus sama dan bunga mengambang, di mana presentasinya bervariasi.
Karakteristik Wesel Tagih
Dari definisi wesel bayar dan wesel tagih, sudah terlihat secara sekilas apa saja bedanya wesel bayar dan wesel tagih. Supaya bisa lebih membedakan keduanya, simak ketiga karakteristik wesel tagih yang perlu kamu tahu di bawah ini:
1. Sudut Pandang Pemberi
Wesel tagih dan wesel bayar sebenarnya memiliki fungsi utama yang sama. Dilihat dari fungsinya, wesel bayar dan wesel tagih adalah bukti terjadinya pembelian kredit atau pinjaman dana.
Lalu, apakah perbedaan antara wesel tagih dan wesel bayar? Bedanya adalah, wesel tagih diterbitkan oleh pihak kreditur. Jadi yang menerbitkan wesel tagih adalah perusahaan pemasok yang menjual barang atau lembaga penyedia dana sebagai pemberi pinjaman dana.
Pihak kreditur menerbitkan wesel tagih sebagai dasar bukti bahwa perusahaan memiliki piutang. Ini adalah salah satu bagian dari aset perusahaan. Karena perusahaan memiliki hak untuk menerima pembayaran saat jatuh tempo tiba.
2. Masuk ke Dalam Debit
Apa perbedaan wesel tagih dan wesel bayar? Kebalikan dari wesel bayar yang awalnya ada di sisi kredit dalam laporan keuangan, wesel tagih berada di sisi debit. Alasannya, wesel tagih merupakan bentuk pendapatan di dalam kas, jadi perusahaan akan mendapatkan tambahan debit di masa depan.
Wesel tagih atau piutang wesel dianggap sebagai salah satu aset perusahaan. Piutang wesel bisa menambah kekayaan perusahaan. Apalagi kalau piutang wesel tidak bermasalah dan dibayarkan dengan lancar oleh pihak debitur.
3. Termasuk Dalam Aktiva
Bedanya wesel bayar dan wesel tagih yaitu wesel tagih termasuk ke dalam kategori aktiva. Wesel tagih adalah bagian dari kekayaan perusahaan. Inilah yang membuatnya sesuai dengan definisi aktiva. Di masa depan, perusahaan kreditur akan mendapat kekayaan atau tambahan aset dari penjualan sistem kredit atau meminjamkan dana yang keduanya diberlakukan bunga.
Di dalam wesel tagih sudah pasti ada catatan tambahan berupa tanggal tagih atau due date. Ini adalah penanda atau pengingat kapan perusahaan bisa mulai melakukan penagihan kepada debitur.
Pihak krediturlah yang berhak menentukan tanggal pembayaran. Apakah itu jangka pendek dalam hitungan hari, mingguan, bulanan, 1 tahun atau jangka panjang yang lebih dari satu tahun.
Tetapi tentu saja, tanggal tagih dan jatuh tempo harus disepakati dengan debitur sebelumnya. Jadi, pihak kreditur pun tidak berhak asal menentukan atau mengganti tanggal di tengah perjanjian. Harus dijalankan sesuai dengan perjanjian. Bukan hanya debitur yang harus menaati perjanjian, kreditur pun harus tunduk pada kesepakatan.
Sudah makin paham tentang masing-masing definisi wesel tagih dan bayar, kan? Keduanya penting banget untuk kita pahami lebih dalam kalau sedang membangun usaha. Dapatkan juga info mengenai berbagai istilah dalam bisnis dan keuangan lainnya di artikel selanjutnya.
Perbedaan Wesel Tagih dan Wesel Bayar
Antara wesel tagih dan wesel bayar, keduanya memiliki perbedaan dalam pencatatan di laporan keuangan, khususnya di neraca keuangan (balance sheet).
Wesel tagih (notes receivable) menjadi entri jurnal yang tercatat sebagai aset (bisa aset lancar/current asset, bisa aset tidak lancar/noncurrent asset) dalam neraca keuangan.
Sementara wesel bayar (notes payable) menjadi entri jurnal yang tercatat sebagai liabilitas dalam neraca keuangan.
Lebih detailnya, cek perbedaan wesel tagih dan wesel bayar berikut ini.
Wesel Bayar (Notes Payable) | Wesel Tagih (Notes Receivable) |
Wesel bayar secara sederhana dipahami sebagai utang. | Wesel tagih secara sederhana dipahami sebagai piutang. |
Mirip dengan utang usaha (accounts payable). | Mirip dengan piutang usaha (accounts receivable). |
Tercatat di neraca keuangan sebagai liabilitas. | Tercatat di neraca keuangan sebagai aset, bisa aset lancar ataupun aset tidak lancar. |
Bunga dibebankan ke peminjam yang menerbitkan wesel bayar. | Bunga diperoleh pemberi pinjaman sebagai pendapatan bunga. |
Tergolong arus keluar (cash outflow). | Tergolong arus masuk (cash inflow). |
Contoh Wesel Tagih dan Wesel Bayar
Dijelaskan sebelumnya, perbedaan wesel tagih dan wesel bayar yang mendasar terletak pada pencatatannya. Wesel tagih (notes receivable) tercatat sebagai aset, sedangkan wesel bayar (notes payable) tercatat sebagai liabilitas.
Contoh wesel tagih dan wesel bayar di bawah ini memperjelas perbedaan pencatatan keduanya.
Contoh Wesel Tagih (Notes Receivable)
PT A menjual bulldozer ke PT B seharga Rp900 juta yang mana pembayaran dilakukan setelah 30 hari sejak kesepakatan.
Setelah 30 hari, ternyata PT B belum melakukan pembayaran. PT A dan PT B pun sepakat bahwa PT B menerbitkan wesel bayar atau notes payable dengan catatan pokok Rp900 juta dan bunga 10%
PT B setuju untuk membayar dengan cara dicicil selama 3 bulan yang mana PT B melakukan pembayaran tiap bulan sebesar Rp300 juta beserta bunga 10%.
PT A yang juga menyetujui kesepakatan tersebut melakukan pencatatan di neraca keuangan dengan memasukkan entri wesel tagih.
Di bawah ini contoh pencatatan wesel tagih atau wesel piutang atau notes receivable oleh PT A.
Akun | Utang | Kredit |
Wesel Tagih | 900.000.000 | |
Piutang Dagang | 900.000.000 | |
Untuk mengubah piutang sebesar Rp900.000.000 menjadi wesel tagih. |
Pada jatuh tempo di bulan pertama, PT B membayarkan Rp300 juta beserta bunganya dengan perhitungan: Rp900.000.000 x 10% x 30/365 hari = Rp7.397.260,27
Akun | Utang | Kredit |
Kas | 307,397,260.27 | |
Wesel Tagih | 300,000,000 | |
Bunga | 7,397,260.27 | |
Untuk mencatat penerimaan bunga dan pembayaran dari PT B pada bulan pertama. |
Pada bulan kedua, PT B membayarkan Rp300 juta dengan bunga: Rp600.000.000 x 10% x 30/365 hari = Rp4.931.506,84.
Bunga yang dibayar PT Y lebih rendah karena pokok utang berkurang setelah pembayaran cicilan di bulan pertama.
Akun | Utang | Kredit |
Kas | 304,931,506.85 | |
Wesel Tagih | 300,000,000 | |
Bunga | 4,931,506.84 | |
Untuk mencatat penerimaan bunga dan pembayaran dari PT B pada bulan kedua. |
Pada bulan ketiga (terakhir), PT B membayarkan sisa pokok utang senilai Rp300 juta dengan bunga: Rp300.000.000 x 10% x 30/365 hari = Rp
Akun | Utang | Kredit |
Kas | 302,465,753.43 | |
Wesel Tagih | 300,000,000 | |
Bunga | 2,465,753.43 | |
Untuk mencatat penerimaan bunga dan pembayaran dari PT B pada bulan ketiga. |
Contoh Wesel Bayar (Notes Payable)
PT B melakukan pembelian bulldozer dari PT A senilai Rp900 juta. PT B mengajukan pembayaran dilakukan 6 bulan kemudian terhitung dari 1 Februari hingga 28 Juli.
PT B juga bersedia untuk membayar bunga 10% tiap 2 bulan.
PT B melakukan pencatatan entri jurnal di neraca keuangannya sebagai berikut.
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
Feb 1, 2023 | Kas | 900,000,000 | |
Wesel Bayar | 900,000,000 | ||
Untuk mencatat pinjaman sebesar Rp900,000,000. Tanggal jatuh tempo pada 28 Juli 2023. |
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
Mar 28, 2023 | Beban Bunga | 14,999,999.99 | |
Utang Bunga | 14,999,999.99 | ||
Bunga untuk 2 bulan (Rp900.000.000 x 10% x 2/12) = Rp14.999.999,99 |
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
May 28, 2023 | Beban Bunga | 14,999,999.99 | |
Utang Bunga | 14,999,999.99 | ||
Bunga untuk 2 bulan (Rp900.000.000 x 10% x 2/12) = Rp14.999.999,99 |
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
Jul 28, 2023 | Beban Bunga | 14,999,999.99 | |
Utang Bunga | 29,999,999.98 | ||
Wesel Bayar | 900,000,000.00 | ||
Kas | 944,999,999.97 | ||
Untuk mencatat pelunasan wesel dan bunga. |