Piutang adalah sejumlah pinjaman baik berupa uang, barang maupun jasa yang dipinjamkan kepada pihak lain. Dalam perdagangan, piutang dapat digunakan sebagai bentuk pemasaran yang efektif.
Pelanggan atau klien mendapat kemudahan dalam pembayaran, sedangkan perusahaan mendapat pelanggan loyal dan dapat meningkatkan penjualan. Jenis-jenis piutang pun ternyata cukup variatif.
Meski pada umumnya piutang terjadi setelah adanya transaksi penjualan barang maupun jasa, tapi dalam perjanjian hutang piutang pihak kreditur dapat memberlakukan beragam jenis-jenis piutang.
Berikut ini adalah macam-macam piutang yang biasa digunakan oleh perusahaan.
Piutang Usaha (Account Receivable)
Yang pertama adalah jenis piutang usaha, atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai account receivable. Piutang usaha merupakan pinjaman yang terjadi setelah transaksi pembelian dengan sistem pembayaran kredit oleh pelanggan. Penjualannya dapat berupa barang maupun jasa.
Jenis piutang usaha ini bila untuk transaksi jasa terjadi apabila pekerjaan sudah selesai dikerjakan, tapi perusahaan belum menerima pembayaran. Klien harus membayar piutang yang berupa timbal balik dari jasa yang sudah diberikan.
Misalnya, perusahaan kontraktor pameran telah selesai membangun stand pameran untuk perusahaan makanan. Tapi, perusahaan makanan belum melakukan pembayaran atas jasa tersebut.
Ternyata, pembayaran dapat dilakukan dalam satu kali saja di akhir bulan. Perusahaan makanan pun mencicil, sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya. Misalnya selama 3 bulan. Hal yang sama juga dapat diberlakukan dalam piutang yang terjadi karena transaksi penjualan barang.
Piutang Dagang
Jenis piutang berikutnya adalah piutang dagang. Ini merupakan pinjaman yang belum dibayar oleh pelanggan atas barang atau jasa yang dibeli. Biasanya disertai dengan pemberian faktur atau invoice yang dikirimkan ke pelanggan.
Faktur berisi berbagai info lengkap mengenai piutang. Mulai dari tanggal kesepakatan, jenis produk atau jasa, jumlah barang yang dibeli, total harga pokok, bunga, dan tanggal jatuh tempo.
Kalau kreditur memberlakukan syarat tertentu maupun potongan harga. Itu juga akan dicatat dalam faktur penjualan. Piutang dagang umumnya memiliki waktu yang pendek. Misalnya 30 hari, 45 hari, atau 60 hari saja.
Piutang Wesel Tagih
Berikutnya ada jenis piutang wesel tagih yang berupa wesel. Fungsinya untuk menagih perusahaan lain atau pelanggan yang memiliki hutang pada kreditur.
Singkatnya, wesel tagih adalah dokumen piutang yang diterbitkan oleh debitur yang belum bisa membayar langsung saat penyerahan barang terjadi. Fungsinya untuk kreditur adalah sebagai dasar pencatatan piutang.
Piutang wesel tagih ada yang dibebankan bunga dan ada yang tidak berbunga. Pertimbangan pemberian bunga atau tidak tentu tergantung dari kebijakan perusahaan kreditur.
Biasanya, kalau nominal yang dipinjamkan punya potensi kerugian, maka kreditur akan membebankan bunga pada pinjaman tersebut. Besarnya bunga akan disesuaikan dengan suku bunga bank di momen transaksi berlangsung. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis piutang wesel dan perbedaannya.
1. Piutang Wesel Tagih Berbunga
Piutang wesel tagih berbunga adalah piutang wesel yang nilai jatuh temponya berupa nominal harga pokok ditambah beban bunga yang telah disepakati. Debitur harus membayar sesuai jumlah total tersebut. Piutang wesel tagih berbunga ada yang dapat dipindah tangan, tapi ada juga yang tidak.
2. Piutang Wesel Tagih Tak Berbunga
Sedangkan piutang wesel tagih tak berbunga adalah piutang wesel yang nilai jatuh temponya berupa nominal harga pokok saja. Karena perusahaan kreditur tidak memberlakukan bunga dalam transaksi yang dibayar secara kredit.
Piutang Non Dagang
Jenis piutang berikutnya terjadi karena faktor lain di luar transaksi penjualan. Secara umum, piutang non dagang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Dalam pencatatan di neraca, maka klasifikasinya akan terpisah dari piutang dagang.
Faktor terjadinya piutang ini dapat dikarenakan berbagai hal. Di antaranya adalah piutang karyawan, piutang untuk uang muka cabang perusahaan atau anak perusahaan, bunga dan dividen, deposito untuk menutup kerugian bisnis, dan deposito sebagai jaminan transaksi jasa atau pembayaran.
Selain itu, ada juga berbagai klaim yang termasuk dalam piutang non dagang. Di antaranya adalah klaim perusahaan asuransi atas kerugian yang mendapat tanggungan, klaim badan pemerintah yang terkait pengembalian pajak, klaim barang yang dapat dikembalikan, klaim pada perusahaan pengangkutan atas barang rusak maupun hilang, dan lain sebagainya.
Piutang Lainnya
Selain berbagai jenis piutang di atas, masih ada lagi jenis piutang lainnya.
Simak jenis-jenis piutang dan perbedaannya berikut:
Piutang Lancar
Ini adalah jenis piutang yang dibayarkan oleh debitur secara lancar. Sesuai dengan apa yang tercantum di dalam perjanjian awal dan di faktur penjualan. Perusahaan yang memiliki piutang lancar akan diuntungkan.
Piutang Tidak Lancar
Sebaliknya, piutang tidak lancar adalah yang pembayarannya melebihi tanggal jatuh tempo yang sudah disepakati di perjanjian awal. Pihak kreditur dapat dirugikan karena hal ini. Tapi bukan berarti debitur tidak berhasil membayar, hanya terlambat saja.
Piutang Dicadangkan
Ini adalah piutang yang sejak awal sudah disisihkan untuk menghindari terjadinya piutang tak tertagih.
Piutang yang Dihapuskan
Ini adalah jenis piutang yang sudah tidak bisa ditagih. Kreditur sudah berusaha melakukan penagihan sesuai dengan prosedur hingga berkali-kali, tapi karena satu dan lain hal debitur tak bisa membayar. Piutang pun harus dihapuskan. Contoh penyebabnya antara lain debitur merugi, bangkrut atau meninggal.
Bentuk Pernyataan Piutang
Pernyataan piutang merupakan formulir yang berisikan jumlah kewajiban yang harus dibayarkan debitur pada tanggal tertentu. Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, lengkap dengan deskripsi piutangnya. Jenis-jenis piutang dan contohnya dalam bentuk pernyataan terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan
Ini adalah pernyataan yang berisi saldo piutang yang jadi hak kreditur terhadap pemilik hutang atau kreditur di akhir bulan. Biasanya pernyataan ini digunakan untuk pembayaran cicilan. Cara pembuatan pernyataan saldo akhir bulan relatif mudah.
2. Pernyataan Satuan
Pernyataan kedua berisikan info saldo kewajiban yang harus dipenuhi debitur di awal bulan. Lengkap dengan mutasi transaksi dan kredit selama periode 1 bulan. Pernyataan ini juga memuat setiap transaksi secara terperinci dan saldo kewajiban debitur di akhir bulan.
3. Pernyataan Faktur Belum Terbayarkan
Pernyataan yang ketiga memuat semua faktur penjualan yang belum dilunasi oleh debitur. Faktur berisi info lengkap berupa tanggal, nominal piutang, potongan penjualan (jika ada), tanggal jatuh tempo, dan lain sebagainya.
4. Pernyataan Saldo Berjalan
Jenis yang terakhir ini sebenarnya tak jauh beda dengan pernyataan satuan. Tapi, tetap ada perbedaannya yaitu pada cara posting piutang dan rincian isi piutangnya.
Setelah lebih memahami tentang jenis jenis piutang, Anda jadi bisa mengelola keuangan perusahaan lebih mudah nantinya. Masih penasaran dengan piutang atau mau lebih tahu tentang hutang piutang dan istilah ekonomi dan bisnis lainnya? Ayo, baca lagi artikel menarik lainnya seperti cara membuat laporan piutang. Makin tambah info dan tambah ilmu, pasti akan berguna di masa depan! Terutama buat Anda yang ingin memiliki usaha sendiri.